Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

Elang dan Kalkun

Gambar
Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas. Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang, “Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!”. Elang membalas, “Kedengarannya ide yang bagus”. Jadi kedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung,namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, “Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini”. Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya, “Meng

Jadilah Pelita

Gambar
Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu terbahak berkata: “Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok.” Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.” Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!” Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu. Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!” Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!” Si buta tertegun.. Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’, saya tidak

Semangat Merah Putih dan Garuda

Gambar
hay all, gue akan menceritakan semanagat juang anak perdesaan yang ngak pernah menyerah walaupun mereka diasingkan, sebagai anak tiri. Dan pemeritah mengukur pendidikan dengan UN apakah adil?, pasti tidak adil. Lebih pahamnya, aku akan memberi contoh. Hidup di kampung kecil di tengah hutan, harus sekolah 10 KM menuju kota. Walaupun jauh tapi kami tetap semangat belajar demi merah putih dan garuda. Jam menunjukkan 04.30 suara ngajipun terdengar, walaupun di tengah hutan kami sekampung membangun musholla sederhana tanpa di bantu pemerintah. Setelah sholat Subuh aku pun pergi meninggalkan rumah untuk menuntut ilmu, tapi ngak ketinggalan barang dagangan aku untuk diperdagangkan sepanjang jalan menuju sekolah. Selama 60 menit perjalanan akhirnya aku sampai di sebuah sekolah yang di bangun rakyat situ dan gurunya relawan, dan selama diperjalanan Alhamdulillah barang dagangan aku laku tinggal beberapa kue lagi, semoga aja pulang sekolah habis kuenya. Dari jam 8 pagi sampai 1