Adik Terbaik
Aku lian, aku seorang remaja yang sekarang telah menduduki bangku
kelas 3 di sebuah SMA yang cukup terbaik di kotaku, kota semarang.
kehidupanku sebagai remaja berjalan normal, aku punya banyak teman di
sekolahku, kami bermain dan belajar layaknya anak remaja lainnya. dan
kalian tahu meskipun aku sudah kelas 3 SMA, aku belum sekalipun
berpacaran.
Keluargaku normal, ada ayahku yang sayang kepada anak anaknya, ayahku adalah seorang K.UR.TU di SMP negeri 3 semarang. ibuku seorang ibu rumah tangga, kakak laki lakiku yang pertama bekerja di luar pulau, kakakku yang kedua bekerja di kantor PLN dan yang ke 3 masih menganggur. aku juga punya seorang adik laki laki yang masih berumur 4 th. meskipun ia tak bisa apa apa kami sangat menyayanginya.
Semuanya bermula setelah hari raya waktu itu adikku baru saja keluar dari rumah sakit jadi keuangan kami minim.
“saya mau berhenti bekerja, bu!” tutur pembantu ku
“oh iya, ndak papa sudah. maaf saya hanya bisa mengasih sedikit…”
mamaku pun mengijinkannya.
Malamnya,
“lian, besok ndak usah sekolah dulu ya. tolong jaga putra, mama ndak enak badan.” ujar mamaku
“besok ndak ada ulangan atau pun pelajaran pentingkan?” Tanya ayahku.
“kebetulan ndak ada, kan baru masuk setelah libur panjang, besok ndak ada pelajaran kok.” aku pun mengiyakan untuk menjaga adikku.
Selama 3 hari aku ndak masuk sekolah, dan selama itu adikku nyaman nyaman saja. pada hari minggu temanku menelpon.
“lian nanti sore ada latihan band untuk persiapan ujian praktek seni!” ujar kiki
“mau latihan dimana?” tanyaku karena udah 3 hari ak ndak masuk jadi aku gak tau.
“di tempan olin, jam 4 ya.” ujarnya lagi
“tapi aku gak ada yang ngantar, mamaku mau bawa putra pijat. gimana terus?” tanyaku
“nanti tia akan menjemputmu, tenang aja. ok!!! ucapnya semangat
“kamu gak bisa nolak apapun lagi, tak ada alasan untuk tak ikut kali ini..” tambahnya laku menutp telpon.
hhaaahh… sudahlah aku memang tak bisa menolak kali ini, jujur aku memang selalu menolak ajakan teman temanku untuk keluar, karena aku tak suka keramaian. aku lebih nyaman di rumah bersama keluargaku.
Jam 4 pun aku berangkat. kami latihan sampai jam 6 sore. tapi anak anak ngajak untuk ke karaokean, aku tak bisa menolak. kami pun bergembira.
“dari mana lian jam segini kok baru pulang?” tegur ayhku ketika jam 8 aku baru sampai rumah. ku lihat wajahnya kusut sekali
“maaf ayah, aku pulang terlambat.” ucapku
Aku pun terkejut ketika sampai di ruang keluarga, ada mama yang sedang mengompres dan menyuapi putra, ternyata adikku panas lagi. aku pun ikut panik dan merasa bersalah.
Paginya putra di bawa ke rumah sakit. pulang sekolah aku kesana. Ku lihat keadaannya masih sama, panasnya tambah tinggi.
“maaf pak, tapi infeksi saraf yang di deritanya sudah parah, ini lah mengapa panasnya tidak turun. kami sudah tidak sanggup lagi!” itu lah kata dokter yang merawat putra.
Aku pun hanya bisa menangis mendengarnya, bagaimanapun dia adikku satu satunya, aku sangat sayang padanya. malamnya ku terpaksa pulang karena besok harus sekolah.
“kakak pulang dulu ya, besok pulang sekolah kakak kesini lagi. kamu baik baik ya dan cepat sembuh..” ujarku sambil tetap tersenyum. dia hanya melihatku seolah berkata jangan pergi.
Sesampai di rumah aku gelisah, aku tak bisa tidur. sampai jam 11 kurang 20 menit aku tertidur. tapi baru 5 menit aku tertidur hpku berbunyi. ternyata ayah menelpon, perasaanku tak enak. di sana gaduh sekali, mamaku menangis, aku pun bingung.
“maaf lian maaf sekali, ayah sudah berusaha yang terbaik.” ujar ayahku.
Aku pun bingung, “ada apa ayah?”
Dan kata kata yang tak ingin ku dengar pun terjadi, dia pergi. adik yang kusayangi sepenuh hatiku pergi begitu saja. meninggalkan luka yang mendalam. aku hanya bisa menangis dan memeluknya. aku meminta maaf padanya, karena aku bukan kakak yang baik karena aku belum bisa memberinya apapun. aku sungguh minta maaf padanya… sungguh dia adik yang terbaik untukku, meskipun ia tak bisa apa apa, tapi hanya dengan senyumnya, aku bisa merasakan beban beratku terangkat secara perlahan… aku selalu merindukannya sampai saat ini. he is the best brother for me…
Cerpen Karangan: Dhi3
Keluargaku normal, ada ayahku yang sayang kepada anak anaknya, ayahku adalah seorang K.UR.TU di SMP negeri 3 semarang. ibuku seorang ibu rumah tangga, kakak laki lakiku yang pertama bekerja di luar pulau, kakakku yang kedua bekerja di kantor PLN dan yang ke 3 masih menganggur. aku juga punya seorang adik laki laki yang masih berumur 4 th. meskipun ia tak bisa apa apa kami sangat menyayanginya.
Semuanya bermula setelah hari raya waktu itu adikku baru saja keluar dari rumah sakit jadi keuangan kami minim.
“saya mau berhenti bekerja, bu!” tutur pembantu ku
“oh iya, ndak papa sudah. maaf saya hanya bisa mengasih sedikit…”
mamaku pun mengijinkannya.
Malamnya,
“lian, besok ndak usah sekolah dulu ya. tolong jaga putra, mama ndak enak badan.” ujar mamaku
“besok ndak ada ulangan atau pun pelajaran pentingkan?” Tanya ayahku.
“kebetulan ndak ada, kan baru masuk setelah libur panjang, besok ndak ada pelajaran kok.” aku pun mengiyakan untuk menjaga adikku.
Selama 3 hari aku ndak masuk sekolah, dan selama itu adikku nyaman nyaman saja. pada hari minggu temanku menelpon.
“lian nanti sore ada latihan band untuk persiapan ujian praktek seni!” ujar kiki
“mau latihan dimana?” tanyaku karena udah 3 hari ak ndak masuk jadi aku gak tau.
“di tempan olin, jam 4 ya.” ujarnya lagi
“tapi aku gak ada yang ngantar, mamaku mau bawa putra pijat. gimana terus?” tanyaku
“nanti tia akan menjemputmu, tenang aja. ok!!! ucapnya semangat
“kamu gak bisa nolak apapun lagi, tak ada alasan untuk tak ikut kali ini..” tambahnya laku menutp telpon.
hhaaahh… sudahlah aku memang tak bisa menolak kali ini, jujur aku memang selalu menolak ajakan teman temanku untuk keluar, karena aku tak suka keramaian. aku lebih nyaman di rumah bersama keluargaku.
Jam 4 pun aku berangkat. kami latihan sampai jam 6 sore. tapi anak anak ngajak untuk ke karaokean, aku tak bisa menolak. kami pun bergembira.
“dari mana lian jam segini kok baru pulang?” tegur ayhku ketika jam 8 aku baru sampai rumah. ku lihat wajahnya kusut sekali
“maaf ayah, aku pulang terlambat.” ucapku
Aku pun terkejut ketika sampai di ruang keluarga, ada mama yang sedang mengompres dan menyuapi putra, ternyata adikku panas lagi. aku pun ikut panik dan merasa bersalah.
Paginya putra di bawa ke rumah sakit. pulang sekolah aku kesana. Ku lihat keadaannya masih sama, panasnya tambah tinggi.
“maaf pak, tapi infeksi saraf yang di deritanya sudah parah, ini lah mengapa panasnya tidak turun. kami sudah tidak sanggup lagi!” itu lah kata dokter yang merawat putra.
Aku pun hanya bisa menangis mendengarnya, bagaimanapun dia adikku satu satunya, aku sangat sayang padanya. malamnya ku terpaksa pulang karena besok harus sekolah.
“kakak pulang dulu ya, besok pulang sekolah kakak kesini lagi. kamu baik baik ya dan cepat sembuh..” ujarku sambil tetap tersenyum. dia hanya melihatku seolah berkata jangan pergi.
Sesampai di rumah aku gelisah, aku tak bisa tidur. sampai jam 11 kurang 20 menit aku tertidur. tapi baru 5 menit aku tertidur hpku berbunyi. ternyata ayah menelpon, perasaanku tak enak. di sana gaduh sekali, mamaku menangis, aku pun bingung.
“maaf lian maaf sekali, ayah sudah berusaha yang terbaik.” ujar ayahku.
Aku pun bingung, “ada apa ayah?”
Dan kata kata yang tak ingin ku dengar pun terjadi, dia pergi. adik yang kusayangi sepenuh hatiku pergi begitu saja. meninggalkan luka yang mendalam. aku hanya bisa menangis dan memeluknya. aku meminta maaf padanya, karena aku bukan kakak yang baik karena aku belum bisa memberinya apapun. aku sungguh minta maaf padanya… sungguh dia adik yang terbaik untukku, meskipun ia tak bisa apa apa, tapi hanya dengan senyumnya, aku bisa merasakan beban beratku terangkat secara perlahan… aku selalu merindukannya sampai saat ini. he is the best brother for me…
Cerpen Karangan: Dhi3
Komentar
Posting Komentar
silahkan komentar yah ;)